Wednesday, June 30, 2010

12 KEJAHATA YAHUDI

IDE mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial, dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta $US untuk mengembangkan senjata nuklir.

Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.

Yahudi dalam Al-Quran

Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan, dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan, dan sekitarnya.

Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).

Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).

Dua Belas Kejahatan Yahudi

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:

Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
Mengubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hithah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
Mengubah Firman Allah. (QS.2:75)
Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
Menuduh Allah itu fakir. (QS. 3:181)
Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)

Di samping itu, sosok Nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung --meskipun harus dilemparkan ke dalam api-- dan menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.

Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini adalah klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?

Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.

Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat, di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika yang sering digalakkan di tengah masyarakat.

*)Penulis adalah peneliti INSITS. Tulisan ini sudah pernah dimuat www.hidayatullah.com


Kamis, 01 Juli 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online
PEMIKIRAN & OPINI
Kado Ulang Tahun untuk Polri
Peterporn, Sexting dan Perlindungan Anak
Israel dan “Anjing pengawal” AS di Timur Tengah
Zina, Video Porno dan Poligami
Obama dan Tipu Muslihat Yahudi

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

12 KEJAHATA YAHUDI

IDE mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial, dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta $US untuk mengembangkan senjata nuklir.

Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.

Yahudi dalam Al-Quran

Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan, dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan, dan sekitarnya.

Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).

Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).

Dua Belas Kejahatan Yahudi

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:

Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
Mengubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hithah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
Mengubah Firman Allah. (QS.2:75)
Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
Menuduh Allah itu fakir. (QS. 3:181)
Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)

Di samping itu, sosok Nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung --meskipun harus dilemparkan ke dalam api-- dan menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.

Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini adalah klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?

Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.

Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat, di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika yang sering digalakkan di tengah masyarakat.

*)Penulis adalah peneliti INSITS. Tulisan ini sudah pernah dimuat www.hidayatullah.com


Kamis, 01 Juli 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online
PEMIKIRAN & OPINI
Kado Ulang Tahun untuk Polri
Peterporn, Sexting dan Perlindungan Anak
Israel dan “Anjing pengawal” AS di Timur Tengah
Zina, Video Porno dan Poligami
Obama dan Tipu Muslihat Yahudi

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

yesus tidak disalib

Hasil penelitian Samuelsson mengingatkan kita pada tradisi Kristen lainnya; Sinterklas dan salju Natal.

Tokoh Sinterklas tidak ada dalam Alkitab, dan sebagian orangtua jujur mengatakan kepada anak-anaknya bahwa itu hanya dongeng belaka. Tapi kisah itu tetap dipercayai sebagai bagian dari agama dan tradisi mereka. Sementara para pengusaha mengatakan bahwa tidak peduli itu nyata atau tidak, yang penting tokoh Sinterklas membantu melariskan dagangan mereka, terutama di musim Natal.

Perayaan Natal dan cerita kelahiran Yesus juga selalu dikaitkan dengan salju. Padahal dalam Alkitab dikatakan, ibunda Yesus makan buah kurma yang jatuh dari pohon setelah melahirkan anaknya. Buah kurma adalah tanaman khas padang pasir yang hanya berbuah di musim panas. Apakah mungkin ketika itu Maria memakan buah kurma, sambil mendekap anaknya yang menggigil kedinginan karena salju?

Al-Quran lebih dari 1.400 tahun lalu telah mengatakan, Nabi Isa, yang diakui sebagai Yesus oleh penganut Kristen, memang tidak dibunuh oleh orang-orang yang mengejarnya ketika itu. Bahkan beliau belum wafat.[di/tlg/loc/www.hidayatullah.com]



Kamis, 01 Juli 2010 Iklan Bariswww.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517 www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online InternationalOKI Jamin Kebutuhan Pengungsi Somalia
Anggota DPR dan Relawan RI Kembali Menembus Gaza
Gibol Saudi: Shalat 5 Menit, Lihat Bola 90 Menit
Teolog Swedia: Yesus Tidak Disalib!
Perusahaan Prancis Mulai Hentikan Penjualan Bensin ke Iran


IklanDownloadHubungi Kami© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

godaan iblis

Godaan Iblis
Wednesday, 09 June 2010 14:30
Ibnu Qoyim mengatakan bahwa ikhlas itu membutuhkan keikhlasan (al-ikhlashu yahtaju ilal ikhlash)

DAHULU ada seseorang dari Bani Israil yang alim dan rajin beribadah kepada Allah SWT. Suatu ketika ia didatangi sekelompok orang. Mereka berkata, “Di daerah ini ada suatu kaum yang tidak menyembah Allah tapi menyembah pohon.”

Mendengar hal itu ia segera mengambil kampak dan bergegas untuk menebang pohon itu.

Melihat gelagat tersebut, Iblis mulai beraksi dan berusaha menghalangi niat orang alim itu. Ia mengecohnya dengan menyamar sebagai orang tua renta yang tak berdaya.

Didatanginya orang itu setelah ia tiba di lokasi pohon yang dimaksud.

“Apa yang hendak kau lakukan?” tanya Iblis.

Orang alim itu menjawab, “Aku mau menebang pohon ini!”

“Apa salahnya pohon ini,” tanya Iblis lagi.

“Ia menjadi sesembahan orang-orang selain Allah. Ketahuilah ini termasuk ibadahku.” Jawab orang alim itu.

Tentu saja Iblis tidak menginginkan niat orang itu terlaksana dan tetap berusaha untuk menggagalkannya.

Karena Iblis berusaha menghalang-halanginya, orang alim itu membanting Iblis dan menduduki dadanya. Di sinilah Iblis yang licik mulai beraksi. “Lepaskan aku supaya aku dapat menjelaskan maksudku yang sebenarnya,” kata Iblis.

Orang alim itu kemudian berdiri meninggalkan Iblis sendirian. Tapi ia tidak putus asa. “Hai orang alim, sesungguhnya Allah telah menggugurkan kewajiban ini atas dirimu karena engkau tidak akan menyembah pohon ini. Apakah Engkau tidak tahu bahwa Allah mempunyai nabi dan rasul yang harus melaksanakan tugas ini?”

Orang alim tersebut tak mempedulikannya dan tetap bersikeras untuk menebang pohon itu. Melihat hal itu, Iblis kembali menyerang. Tapi orang alim itu dapat mengalahkanya kembali. Merasa jurus pertamanya gagal, Iblis mempergunakan jurus kedua. Ia meminta orang alim itu untuk melepaskan injakan di dadanya.

“Bukankah engkau seorang yang miskin. Engkau juga sering meminta-minta untuk kelangsungan hidupmu,” tanya iblis.

“Ya, memang kenapa,” jawab orang itu tegas, menunjukkan bahwa ia tak akan tergoda.

“Tinggalkan kebiasaan yang jelek dan memalukan itu. Aku akan memberimu dua dinar setiap malam untuk kebutuhanmu agar kamu tidak perlu lagi meminta-minta. Ini lebih bermanfaat untukmu dan untuk kaum muslimin yang lain daripada kamu menebang pohon ini,” kata Iblis merayu.

Orang itu terdiam sejenak. Terbayang berbagai kesulitan hidup seperti yang didramatisir Iblis. Rupanya bujuk rayu Iblis manjur. Ia pun mengurungkan niatnya. Akhirnya ia kembali ke tempatnya beribadah seperti biasa. Esok paginya ia mencoba membuktikan janji Iblis. Ternyata benar.

Diambilnya uang dua dinar itu dengan rasa gembira. Namun itu hanya berlangsung dua kali. Keesokan harinya ia tidak lagi menemukan uang. Begitu juga lusa dan hari-hari selanjutnya. Ia pun marah dan segera mengambil kapak dan pergi untuk menebang pohon yang tempo hari tidak jadi ditebangnya.

Lagi-lagi Iblis menyambutnya dengan menyerupai orang tua yang tak berdaya.

“Mau ke mana engkau wahai orang alim”“

“Aku hendak menebang pohon sialan itu,” jawabnya emosi.

“Engkau tak akan mampu untuk menebang pohon itu lagi. Percayalah! Lebih baik Engkau urungkan niatmu,” jawab melecehkan.

Orang alim itu berusaha melawan Iblis dan berusaha untuk membantingnya seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.

“Engkau tak akan dapat mengalahkanku,” sergah Iblis.

Kemudian Iblis melawannya dan berhasil membantingnya. Sambil menduduki dadanya, Iblis berkata, “Behentilah kamu menebang pohon ini atau aku akan membunuhmu.”

Orang alim itu kelihatannya tidak punya tenaga untuk mengalahkan Iblis seperti yang pernah dilakukannya sebelum itu.

“Engkau telah mengalahkan aku sekarang. Lepaskan dan beritahu aku, mengapa engkau dapat mengalahkanku,” tanya orang alim.

Iblis menjawab, “Itu karena dulu engkau marah karena Allah dan berniat demi kehidupan akhirat. Tetapi kini engkau marah karena kepentingan dunia, yaitu karena aku tidak memberimu uang lagi.

Kisah yang diuraikan Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub itu memberi pelajaran bahwa betapa pentingnya nilai sebuah keikhlasan, yakni berbuat kebajikan tanpa pamrih kecuali hanya mencari ridho Allah SWT.

Ikhlas ini merupakan ruh ibadah kepada Allah SWT. Karena itu untuk mewujudkan ibadah yang berkualitas kepada Allah SWT, kita harus pandai-pandai menata niat. Niat inilah yang akan membawa konsekuensi pada diterima atau tidaknya suatu ibadah yang kita lakukan.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya, seseorang itu akan memperoleh apa yang telah diniatkannya. Barang siapa hijrahnya itu karena Allah dan rasulnya maka ia akan memperoleh pahala dan barang siapa hijrahnya itu karena harta atau wanita maka ia akan memperoleh apa yang telah diniatkannya itu.”

Asal muasal hadits ini adalah ketika Rasulullah SAW berdakwah di negeri Mekah merasa sulit karena selalu mendapatkan perlawanan hebat dari kaum Quraisy. Beliau akhirnya mendapat perintah untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah). Beliau pun memerintahkan para sahabat untuk berhijrah. Tapi para sahabat ternyata punya motivasi yang berbeda-beda dalam melakukan hijrah. Mulai dari sahabat yang ikhlas mencari keridhoan Allah SWT hingga alasan wanita, harta, dan benda. Karena itu Rasulullah menginstruksikan kepada para sahabat untuk menata niat mereka melalui hadits itu.

Memang niat mudah diucapkan namun sukar untuk dipraktikkan. Saat kita punya niat baik, maka saat itu juga Iblis telah bersiap siaga untuk menjerumuskan dan merusaknya. Padahal awalnya niat itu murni karena Allah.

Itulah sebabnya, Ibnu Qoyim mengatakan bahwa ikhlas itu membutuhkan keikhlasan (al-ikhlashu yahtaju ilal ikhlash).

Niat itu bersarang dalam hati. Agar ia tetap terjaga utuh, seseorang harus menata niatnya sebelum melakukan amal, ketika melakukannya, dan sesudah selesai. Dan hal itu bisa dimiliki dengan melalui berbagai latihan (riyadhah) mental yang intensif, yakni berusaha menata niat, karena ia tidak akan serta merta bersih dengan sendirinya.

Yang perlu diwaspadai, Iblis menggoda manusia sesuai dengan kualitas ketaatannya kepada Allah. Semakin berkualitas seseorang kepada Allah, maka akan digoda oleh iblis kelas berat. Di sinilah pentingnya kita selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk menjaga niat.

Apalagi manusia memiliki nafsu yang cenderung mengarahkan kepada hal-hal yang buruk dan jahat. Bila ia tidak diarahkan sebagaimana mestinya, maka ia akan bekerja sama dengan Iblis untuk merusak niat seseorang, baik itu lewat penyakit ujub, riya dan sum”ah.

Kunci ibadah adalah ikhlas. Dan ikhlas itu ada di dalam hati orang yang melakukan amal tersebut.Maka sah atau tidaknya pahala amal itu tergantung pada niat ikhlas atau tidak hati pelakunya. Jika dalam melakukan amal itu hatinya bertujuan untuk mendapat pujian dari manusia, maka hal itu berarti tidak ikhlas. Akibatnya amal ibadah yang diusahakannya tidak menerima pahala dari Allah.

Kita benar-benar diperintahkan oleh Allah untuk memasang niat dengan ikhlas dalam setiap ibadah kita. Jangan dicampuri niat itu dengan hal yang lain yang nantinya akan merusak pahala amal ibadah tersebut. Allah berfirman:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus.” (Q.S Al-Bayyinah: 5)

Sebagai seorang muslim kita harus bercermin dari kisah antara Iblis dan orang alim dari Bani Israil di atas.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari Iblis Si Perusak amal. [Ali Murtadho/hidayatullah.com]


Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

godaan iblis

Godaan Iblis
Wednesday, 09 June 2010 14:30
Ibnu Qoyim mengatakan bahwa ikhlas itu membutuhkan keikhlasan (al-ikhlashu yahtaju ilal ikhlash)

DAHULU ada seseorang dari Bani Israil yang alim dan rajin beribadah kepada Allah SWT. Suatu ketika ia didatangi sekelompok orang. Mereka berkata, “Di daerah ini ada suatu kaum yang tidak menyembah Allah tapi menyembah pohon.”

Mendengar hal itu ia segera mengambil kampak dan bergegas untuk menebang pohon itu.

Melihat gelagat tersebut, Iblis mulai beraksi dan berusaha menghalangi niat orang alim itu. Ia mengecohnya dengan menyamar sebagai orang tua renta yang tak berdaya.

Didatanginya orang itu setelah ia tiba di lokasi pohon yang dimaksud.

“Apa yang hendak kau lakukan?” tanya Iblis.

Orang alim itu menjawab, “Aku mau menebang pohon ini!”

“Apa salahnya pohon ini,” tanya Iblis lagi.

“Ia menjadi sesembahan orang-orang selain Allah. Ketahuilah ini termasuk ibadahku.” Jawab orang alim itu.

Tentu saja Iblis tidak menginginkan niat orang itu terlaksana dan tetap berusaha untuk menggagalkannya.

Karena Iblis berusaha menghalang-halanginya, orang alim itu membanting Iblis dan menduduki dadanya. Di sinilah Iblis yang licik mulai beraksi. “Lepaskan aku supaya aku dapat menjelaskan maksudku yang sebenarnya,” kata Iblis.

Orang alim itu kemudian berdiri meninggalkan Iblis sendirian. Tapi ia tidak putus asa. “Hai orang alim, sesungguhnya Allah telah menggugurkan kewajiban ini atas dirimu karena engkau tidak akan menyembah pohon ini. Apakah Engkau tidak tahu bahwa Allah mempunyai nabi dan rasul yang harus melaksanakan tugas ini?”

Orang alim tersebut tak mempedulikannya dan tetap bersikeras untuk menebang pohon itu. Melihat hal itu, Iblis kembali menyerang. Tapi orang alim itu dapat mengalahkanya kembali. Merasa jurus pertamanya gagal, Iblis mempergunakan jurus kedua. Ia meminta orang alim itu untuk melepaskan injakan di dadanya.

“Bukankah engkau seorang yang miskin. Engkau juga sering meminta-minta untuk kelangsungan hidupmu,” tanya iblis.

“Ya, memang kenapa,” jawab orang itu tegas, menunjukkan bahwa ia tak akan tergoda.

“Tinggalkan kebiasaan yang jelek dan memalukan itu. Aku akan memberimu dua dinar setiap malam untuk kebutuhanmu agar kamu tidak perlu lagi meminta-minta. Ini lebih bermanfaat untukmu dan untuk kaum muslimin yang lain daripada kamu menebang pohon ini,” kata Iblis merayu.

Orang itu terdiam sejenak. Terbayang berbagai kesulitan hidup seperti yang didramatisir Iblis. Rupanya bujuk rayu Iblis manjur. Ia pun mengurungkan niatnya. Akhirnya ia kembali ke tempatnya beribadah seperti biasa. Esok paginya ia mencoba membuktikan janji Iblis. Ternyata benar.

Diambilnya uang dua dinar itu dengan rasa gembira. Namun itu hanya berlangsung dua kali. Keesokan harinya ia tidak lagi menemukan uang. Begitu juga lusa dan hari-hari selanjutnya. Ia pun marah dan segera mengambil kapak dan pergi untuk menebang pohon yang tempo hari tidak jadi ditebangnya.

Lagi-lagi Iblis menyambutnya dengan menyerupai orang tua yang tak berdaya.

“Mau ke mana engkau wahai orang alim”“

“Aku hendak menebang pohon sialan itu,” jawabnya emosi.

“Engkau tak akan mampu untuk menebang pohon itu lagi. Percayalah! Lebih baik Engkau urungkan niatmu,” jawab melecehkan.

Orang alim itu berusaha melawan Iblis dan berusaha untuk membantingnya seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.

“Engkau tak akan dapat mengalahkanku,” sergah Iblis.

Kemudian Iblis melawannya dan berhasil membantingnya. Sambil menduduki dadanya, Iblis berkata, “Behentilah kamu menebang pohon ini atau aku akan membunuhmu.”

Orang alim itu kelihatannya tidak punya tenaga untuk mengalahkan Iblis seperti yang pernah dilakukannya sebelum itu.

“Engkau telah mengalahkan aku sekarang. Lepaskan dan beritahu aku, mengapa engkau dapat mengalahkanku,” tanya orang alim.

Iblis menjawab, “Itu karena dulu engkau marah karena Allah dan berniat demi kehidupan akhirat. Tetapi kini engkau marah karena kepentingan dunia, yaitu karena aku tidak memberimu uang lagi.

Kisah yang diuraikan Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub itu memberi pelajaran bahwa betapa pentingnya nilai sebuah keikhlasan, yakni berbuat kebajikan tanpa pamrih kecuali hanya mencari ridho Allah SWT.

Ikhlas ini merupakan ruh ibadah kepada Allah SWT. Karena itu untuk mewujudkan ibadah yang berkualitas kepada Allah SWT, kita harus pandai-pandai menata niat. Niat inilah yang akan membawa konsekuensi pada diterima atau tidaknya suatu ibadah yang kita lakukan.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya, seseorang itu akan memperoleh apa yang telah diniatkannya. Barang siapa hijrahnya itu karena Allah dan rasulnya maka ia akan memperoleh pahala dan barang siapa hijrahnya itu karena harta atau wanita maka ia akan memperoleh apa yang telah diniatkannya itu.”

Asal muasal hadits ini adalah ketika Rasulullah SAW berdakwah di negeri Mekah merasa sulit karena selalu mendapatkan perlawanan hebat dari kaum Quraisy. Beliau akhirnya mendapat perintah untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah). Beliau pun memerintahkan para sahabat untuk berhijrah. Tapi para sahabat ternyata punya motivasi yang berbeda-beda dalam melakukan hijrah. Mulai dari sahabat yang ikhlas mencari keridhoan Allah SWT hingga alasan wanita, harta, dan benda. Karena itu Rasulullah menginstruksikan kepada para sahabat untuk menata niat mereka melalui hadits itu.

Memang niat mudah diucapkan namun sukar untuk dipraktikkan. Saat kita punya niat baik, maka saat itu juga Iblis telah bersiap siaga untuk menjerumuskan dan merusaknya. Padahal awalnya niat itu murni karena Allah.

Itulah sebabnya, Ibnu Qoyim mengatakan bahwa ikhlas itu membutuhkan keikhlasan (al-ikhlashu yahtaju ilal ikhlash).

Niat itu bersarang dalam hati. Agar ia tetap terjaga utuh, seseorang harus menata niatnya sebelum melakukan amal, ketika melakukannya, dan sesudah selesai. Dan hal itu bisa dimiliki dengan melalui berbagai latihan (riyadhah) mental yang intensif, yakni berusaha menata niat, karena ia tidak akan serta merta bersih dengan sendirinya.

Yang perlu diwaspadai, Iblis menggoda manusia sesuai dengan kualitas ketaatannya kepada Allah. Semakin berkualitas seseorang kepada Allah, maka akan digoda oleh iblis kelas berat. Di sinilah pentingnya kita selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk menjaga niat.

Apalagi manusia memiliki nafsu yang cenderung mengarahkan kepada hal-hal yang buruk dan jahat. Bila ia tidak diarahkan sebagaimana mestinya, maka ia akan bekerja sama dengan Iblis untuk merusak niat seseorang, baik itu lewat penyakit ujub, riya dan sum”ah.

Kunci ibadah adalah ikhlas. Dan ikhlas itu ada di dalam hati orang yang melakukan amal tersebut.Maka sah atau tidaknya pahala amal itu tergantung pada niat ikhlas atau tidak hati pelakunya. Jika dalam melakukan amal itu hatinya bertujuan untuk mendapat pujian dari manusia, maka hal itu berarti tidak ikhlas. Akibatnya amal ibadah yang diusahakannya tidak menerima pahala dari Allah.

Kita benar-benar diperintahkan oleh Allah untuk memasang niat dengan ikhlas dalam setiap ibadah kita. Jangan dicampuri niat itu dengan hal yang lain yang nantinya akan merusak pahala amal ibadah tersebut. Allah berfirman:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus.” (Q.S Al-Bayyinah: 5)

Sebagai seorang muslim kita harus bercermin dari kisah antara Iblis dan orang alim dari Bani Israil di atas.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari Iblis Si Perusak amal. [Ali Murtadho/hidayatullah.com]


Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

godaan iblis

Godaan Iblis
Wednesday, 09 June 2010 14:30
Ibnu Qoyim mengatakan bahwa ikhlas itu membutuhkan keikhlasan (al-ikhlashu yahtaju ilal ikhlash)

DAHULU ada seseorang dari Bani Israil yang alim dan rajin beribadah kepada Allah SWT. Suatu ketika ia didatangi sekelompok orang. Mereka berkata, “Di daerah ini ada suatu kaum yang tidak menyembah Allah tapi menyembah pohon.”

Mendengar hal itu ia segera mengambil kampak dan bergegas untuk menebang pohon itu.

Melihat gelagat tersebut, Iblis mulai beraksi dan berusaha menghalangi niat orang alim itu. Ia mengecohnya dengan menyamar sebagai orang tua renta yang tak berdaya.

Didatanginya orang itu setelah ia tiba di lokasi pohon yang dimaksud.

“Apa yang hendak kau lakukan?” tanya Iblis.

Orang alim itu menjawab, “Aku mau menebang pohon ini!”

“Apa salahnya pohon ini,” tanya Iblis lagi.

“Ia menjadi sesembahan orang-orang selain Allah. Ketahuilah ini termasuk ibadahku.” Jawab orang alim itu.

Tentu saja Iblis tidak menginginkan niat orang itu terlaksana dan tetap berusaha untuk menggagalkannya.

Karena Iblis berusaha menghalang-halanginya, orang alim itu membanting Iblis dan menduduki dadanya. Di sinilah Iblis yang licik mulai beraksi. “Lepaskan aku supaya aku dapat menjelaskan maksudku yang sebenarnya,” kata Iblis.

Orang alim itu kemudian berdiri meninggalkan Iblis sendirian. Tapi ia tidak putus asa. “Hai orang alim, sesungguhnya Allah telah menggugurkan kewajiban ini atas dirimu karena engkau tidak akan menyembah pohon ini. Apakah Engkau tidak tahu bahwa Allah mempunyai nabi dan rasul yang harus melaksanakan tugas ini?”

Orang alim tersebut tak mempedulikannya dan tetap bersikeras untuk menebang pohon itu. Melihat hal itu, Iblis kembali menyerang. Tapi orang alim itu dapat mengalahkanya kembali. Merasa jurus pertamanya gagal, Iblis mempergunakan jurus kedua. Ia meminta orang alim itu untuk melepaskan injakan di dadanya.

“Bukankah engkau seorang yang miskin. Engkau juga sering meminta-minta untuk kelangsungan hidupmu,” tanya iblis.

“Ya, memang kenapa,” jawab orang itu tegas, menunjukkan bahwa ia tak akan tergoda.

“Tinggalkan kebiasaan yang jelek dan memalukan itu. Aku akan memberimu dua dinar setiap malam untuk kebutuhanmu agar kamu tidak perlu lagi meminta-minta. Ini lebih bermanfaat untukmu dan untuk kaum muslimin yang lain daripada kamu menebang pohon ini,” kata Iblis merayu.

Orang itu terdiam sejenak. Terbayang berbagai kesulitan hidup seperti yang didramatisir Iblis. Rupanya bujuk rayu Iblis manjur. Ia pun mengurungkan niatnya. Akhirnya ia kembali ke tempatnya beribadah seperti biasa. Esok paginya ia mencoba membuktikan janji Iblis. Ternyata benar.

Diambilnya uang dua dinar itu dengan rasa gembira. Namun itu hanya berlangsung dua kali. Keesokan harinya ia tidak lagi menemukan uang. Begitu juga lusa dan hari-hari selanjutnya. Ia pun marah dan segera mengambil kapak dan pergi untuk menebang pohon yang tempo hari tidak jadi ditebangnya.

Lagi-lagi Iblis menyambutnya dengan menyerupai orang tua yang tak berdaya.

“Mau ke mana engkau wahai orang alim”“

“Aku hendak menebang pohon sialan itu,” jawabnya emosi.

“Engkau tak akan mampu untuk menebang pohon itu lagi. Percayalah! Lebih baik Engkau urungkan niatmu,” jawab melecehkan.

Orang alim itu berusaha melawan Iblis dan berusaha untuk membantingnya seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.

“Engkau tak akan dapat mengalahkanku,” sergah Iblis.

Kemudian Iblis melawannya dan berhasil membantingnya. Sambil menduduki dadanya, Iblis berkata, “Behentilah kamu menebang pohon ini atau aku akan membunuhmu.”

Orang alim itu kelihatannya tidak punya tenaga untuk mengalahkan Iblis seperti yang pernah dilakukannya sebelum itu.

“Engkau telah mengalahkan aku sekarang. Lepaskan dan beritahu aku, mengapa engkau dapat mengalahkanku,” tanya orang alim.

Iblis menjawab, “Itu karena dulu engkau marah karena Allah dan berniat demi kehidupan akhirat. Tetapi kini engkau marah karena kepentingan dunia, yaitu karena aku tidak memberimu uang lagi.

Kisah yang diuraikan Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub itu memberi pelajaran bahwa betapa pentingnya nilai sebuah keikhlasan, yakni berbuat kebajikan tanpa pamrih kecuali hanya mencari ridho Allah SWT.

Ikhlas ini merupakan ruh ibadah kepada Allah SWT. Karena itu untuk mewujudkan ibadah yang berkualitas kepada Allah SWT, kita harus pandai-pandai menata niat. Niat inilah yang akan membawa konsekuensi pada diterima atau tidaknya suatu ibadah yang kita lakukan.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya, seseorang itu akan memperoleh apa yang telah diniatkannya. Barang siapa hijrahnya itu karena Allah dan rasulnya maka ia akan memperoleh pahala dan barang siapa hijrahnya itu karena harta atau wanita maka ia akan memperoleh apa yang telah diniatkannya itu.”

Asal muasal hadits ini adalah ketika Rasulullah SAW berdakwah di negeri Mekah merasa sulit karena selalu mendapatkan perlawanan hebat dari kaum Quraisy. Beliau akhirnya mendapat perintah untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah). Beliau pun memerintahkan para sahabat untuk berhijrah. Tapi para sahabat ternyata punya motivasi yang berbeda-beda dalam melakukan hijrah. Mulai dari sahabat yang ikhlas mencari keridhoan Allah SWT hingga alasan wanita, harta, dan benda. Karena itu Rasulullah menginstruksikan kepada para sahabat untuk menata niat mereka melalui hadits itu.

Memang niat mudah diucapkan namun sukar untuk dipraktikkan. Saat kita punya niat baik, maka saat itu juga Iblis telah bersiap siaga untuk menjerumuskan dan merusaknya. Padahal awalnya niat itu murni karena Allah.

Itulah sebabnya, Ibnu Qoyim mengatakan bahwa ikhlas itu membutuhkan keikhlasan (al-ikhlashu yahtaju ilal ikhlash).

Niat itu bersarang dalam hati. Agar ia tetap terjaga utuh, seseorang harus menata niatnya sebelum melakukan amal, ketika melakukannya, dan sesudah selesai. Dan hal itu bisa dimiliki dengan melalui berbagai latihan (riyadhah) mental yang intensif, yakni berusaha menata niat, karena ia tidak akan serta merta bersih dengan sendirinya.

Yang perlu diwaspadai, Iblis menggoda manusia sesuai dengan kualitas ketaatannya kepada Allah. Semakin berkualitas seseorang kepada Allah, maka akan digoda oleh iblis kelas berat. Di sinilah pentingnya kita selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk menjaga niat.

Apalagi manusia memiliki nafsu yang cenderung mengarahkan kepada hal-hal yang buruk dan jahat. Bila ia tidak diarahkan sebagaimana mestinya, maka ia akan bekerja sama dengan Iblis untuk merusak niat seseorang, baik itu lewat penyakit ujub, riya dan sum”ah.

Kunci ibadah adalah ikhlas. Dan ikhlas itu ada di dalam hati orang yang melakukan amal tersebut.Maka sah atau tidaknya pahala amal itu tergantung pada niat ikhlas atau tidak hati pelakunya. Jika dalam melakukan amal itu hatinya bertujuan untuk mendapat pujian dari manusia, maka hal itu berarti tidak ikhlas. Akibatnya amal ibadah yang diusahakannya tidak menerima pahala dari Allah.

Kita benar-benar diperintahkan oleh Allah untuk memasang niat dengan ikhlas dalam setiap ibadah kita. Jangan dicampuri niat itu dengan hal yang lain yang nantinya akan merusak pahala amal ibadah tersebut. Allah berfirman:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus.” (Q.S Al-Bayyinah: 5)

Sebagai seorang muslim kita harus bercermin dari kisah antara Iblis dan orang alim dari Bani Israil di atas.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari Iblis Si Perusak amal. [Ali Murtadho/hidayatullah.com]


Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

syahid dilaut

i Laut, Syahid Paling Mulia”
Tuesday, 01 June 2010 15:48 HUKUM
Jabhah Ulama Al Azhar tegaskan bahwa korban meninggal dalam rombongan Freedom Frotilla termasuk syuhada bahr (laut) yang memiliki derajat mulia

Hidayatullah.com--Front Ulama Al Azhar (Jabhah Ulama Al Azhar), memuji keberanian para relawan Freedom Frotilla, yang berani mencoba untuk menembus blokade Gaza, walau harus berhadapan dengan alat tempur Israel.

”Sungguh amat mulia, kalian. Mulia jihad kalian.” Jabhah juga menyatakan, bahwa mereka yang meninggal karena serangan brutal Israel, adalah meninggal dalam keadaan yang paling mulia. Sebagaimana dilansir oleh situs almesryoon.com (1/6).

Dalam situs resminya, Jabhah Ulama Al Azhar, jabhaonline.com (1/6) juga menyampaikan bahwa para korban yang meninggal dinilai sebagai golongan syuhada’. Bahkan menurut mereka syahid di laut, memiliki keistimewaan tersendiri.

Merujuk sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, bahwa syahid di laut sama dengan syahid di darat. Bahkan, kalau syahid biasa, Allah mewakilkan kepada para malaikat untuk menggenggam ruh mereka, namun untuk syuhada’ laut Allah sendiri yang melakukan. Kalau syahid biasa, segala dosa diaumpuni, kecuali hutang. Sedangakan untuk syuhada’ laut, segala dosa dan hutang diampuni. [tho/msr/jbh/hidayatullah.com]




Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online
HUKUM
Ulama Iran: Mengingkari Wilayat Al Faqih, Murtad
Mesir: Hilal Rajab Tampak Sejak Sabtu Petang
Front Ulama Al Azhar:”Syahid di Laut, Syahid Paling Mulia”
Murtad, Jadi Mata-Mata untuk Kepentingan Musuh Islam
Mufti Siraj Desai Bahas Hukum Pakai Produk Nike

syahid dilaut

i Laut, Syahid Paling Mulia”
Tuesday, 01 June 2010 15:48 HUKUM
Jabhah Ulama Al Azhar tegaskan bahwa korban meninggal dalam rombongan Freedom Frotilla termasuk syuhada bahr (laut) yang memiliki derajat mulia

Hidayatullah.com--Front Ulama Al Azhar (Jabhah Ulama Al Azhar), memuji keberanian para relawan Freedom Frotilla, yang berani mencoba untuk menembus blokade Gaza, walau harus berhadapan dengan alat tempur Israel.

”Sungguh amat mulia, kalian. Mulia jihad kalian.” Jabhah juga menyatakan, bahwa mereka yang meninggal karena serangan brutal Israel, adalah meninggal dalam keadaan yang paling mulia. Sebagaimana dilansir oleh situs almesryoon.com (1/6).

Dalam situs resminya, Jabhah Ulama Al Azhar, jabhaonline.com (1/6) juga menyampaikan bahwa para korban yang meninggal dinilai sebagai golongan syuhada’. Bahkan menurut mereka syahid di laut, memiliki keistimewaan tersendiri.

Merujuk sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, bahwa syahid di laut sama dengan syahid di darat. Bahkan, kalau syahid biasa, Allah mewakilkan kepada para malaikat untuk menggenggam ruh mereka, namun untuk syuhada’ laut Allah sendiri yang melakukan. Kalau syahid biasa, segala dosa diaumpuni, kecuali hutang. Sedangakan untuk syuhada’ laut, segala dosa dan hutang diampuni. [tho/msr/jbh/hidayatullah.com]




Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online
HUKUM
Ulama Iran: Mengingkari Wilayat Al Faqih, Murtad
Mesir: Hilal Rajab Tampak Sejak Sabtu Petang
Front Ulama Al Azhar:”Syahid di Laut, Syahid Paling Mulia”
Murtad, Jadi Mata-Mata untuk Kepentingan Musuh Islam
Mufti Siraj Desai Bahas Hukum Pakai Produk Nike

Bekal Ramadhan

"Bekal Ramadhan"
Monday, 01 September 2008 18:58
Ibnu Khuzaimah mengeluarkan dari Salman R.A., ia berkata: “Rasulullah SAW telah berkhutbah kepada kami pada hari terakhir dari bulan Sya’ban, beliau bersabda:



“Wahai manusia sungguh telah dekat kepada kalian: Bulan yang agung lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasa di dalamnya sebagai fardlu dan bangun malam sebagai sunnah.

Barang siapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan melakukan amalan sunnat maka seperti orang yang melakukan amalan fardlu pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan amalan fardlu di dalamnya maka seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan fardlu di dalmnya maka seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan fardlu pada bulan lainnya

Ia merupakan bulan kesabaran, sedangkan pahalnaya sabar adalah surga

Ia adalah bulan kasih sayang

Dan bulan saat rizki orang mu’min ditambahkan

Barang siapa pada bulan tersebut memberi makanan/minuman untuk berbuka kepada orang yang berpuasa maka itumenjadi ampunan bagi dosa-dosanya, pembebasan bagi dirinya dari api neraka, dan baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi makanan/minuman tersebut, dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikitpun.“

Mereka berkata: Wahai Rasulullah! Tidaklah setiap orang dari kami mempunyai makanan buka untuk diberikan kepada orang yang berpuasa. Beliau menjawab: Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi buka puasa meski dengan sebutir kurma, seteguk air, atau sesisip susu.

Ia adalah bulan yang awalnya penuh rahmat, tengahnya penuh ampunan, dan akhirnya penuh kebebasan dari api neraka.

Barangsiapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan itu maka Alllah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

Perbanyaklah pada bulan itu melakukan empat hal; dua di antaranya dapat membuat ridlo Tuhan kalian, dan dua hal lainnya kalian sangat membutuhkannya. Adapun dua hal yang bisa membuat ridlo Tuhan kalian adalah: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan memohon ampunan pada-Nya. Adapun dua hal yang sangat kalian butuhkan adalah: memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari api neraka

Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya minum seteguk dari telagaku, dimana ia tidak akan merasakan haus sampai ia masuk surga.”

Al-Mundziri berkata di dalam kitab al-Targhib (II/218): Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahihnya, lalu ia berkata: “Khabar itu adalah shahih.” Hadits ini juga diriwayatkan oleh Baihaqi melalui jalurnya Ibnu Khuzaimah, dan diriwayatkan pula oleh Abu al-Syaikh Ibnu Hibban dalam kitab al-Tsawab dengan meringkas dari kedua beliau tersebut. Hadits ini juga dikeluarkan oleh Ibnu al-Najjar dengan panjang sebagaimana dalam kitab al-Kanz (IV/323).

A. Makna Puasa:

Makna puasa (yang diperintahkan dan dianjurkan di dalam al-Qur’an) ialah: mencegah, mengekang, dan menghalangi. Dengan kata lain, puasa adalah: tidak menuruti syahwatnya perut dan kemaluan yang (aslinya) halal, dengan niatan ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Syarat Wajibnya Puasa:

1. Islam

2. Baligh

3. Berakal

4. Suci dari haidl dan nifas

5. Mampu

6. Mukim (tidak bepergian)

C. Rukun Puasa:

1. Niat, dilakukan tiap malam. (Imam Hambali membolehkan meniatkan diri sekali dengan diniatkan puasa selama sebulan. Dimulau pada hari pertama)

2. Menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan

D. Yang Membatalkan Puasa:

Yang membatalkan puasa ada 2 macam:

A. Membatalkan dan mewajibkan qadla’

B. Membatalkan, mewajibkan qadla’ dan kaffarah

A. Adapun yang membatalkan dan mewajibkan qadla’ saja ialah:

1. Makan dan minum dengan sengaja. (Imam AdDaruqudni mengatakan, barangsaiapa lupa makan & minum selama puasa tanpa sengaja, maka itu adalah rizki dari Allah)

2. Sesuatu yang hukumnya sama dengan makan/minum, seperti infuse

3. Muntah dengan sengaja

4. Haidl

5. Nifas

6. Gila

7. Murtad

8. Onani

9. Sesuatu yang sampai ke daam perut/kepala, dengan sengaja

B. Adapun yang membatalkan, mewajibkan qadla’ dan kaffarah hanya satu, yaitu : jima’. Kaffarahnya ialah: salah satu dari tiga perkara di bawah ini, secara berurutan:

· Memerdekakan budak

· Puasa 2 bulan berturut-turut

· Memberi makan 60 orang miskin

E. Sunnah Puasa:

a. Segera berbuka, jika matahari betul-betul telah terbenam.

b. Berbuka dengan kurma, jika tidak ada maka dengan air.

c. Berdo’a di sepanjang sian, khususnya di kala berbuka.

d. Sahur, lebih baik diakhirkan.

e. Bermurah hati.

f. Banyak membaca dan Mudarasah al-Qur’an

g. Menghidupkan malam dengan amalan dan shalat Tarawih.

h. Menjaga diri dari syahwat.

i. Meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir.

j. I’tikaf, khususnya 10 hari terakhir

F. Yang dibolehkan Saat Puasa:

1. Berendam dan menyelam dalam air.

2. Berbekam, bila tidak mengakibatkan lemahnya badan.

3. Berkumur dan menghirup air ke dalam lubang hidung, dengan tidak mubalaghah (berlebihan).

4. Jinabat (berhadats besar).

5. Bersentuhan kulit dengan istri, bila tidak mengobarkan nafsu birahi.

6. Sesuatu yang tidak mungkin dihindari, sepperti masuknya debu di jalan.

7. Suntik

G. Yang dimakruhkan Saat Puasa:

1. Mubalaghah dalam berkumur dan menghirup air ke dalam hidung.

2. Bersiwak setelah masuknya waktu Dhuhur.

3. Berbekam, bila melemahkan badan.

H. Yang diharamkan Saat Puasa:

1. Bersentuhan kulit dengan istri, bila mengobarkan nafsu birahi.

2. Wishal, yaitu puasa 2 hari/ lebih berturut-turut dengan tanpa makan dan minum di waktu malam.

3. Membatalkan puasa dengan tanpa udzur.

I. Yang Mendapatkan Rukhshah (Keringanan) Meninggalkan Puasa:

A. Mereka yang diperbolehkan tidak puasa, tetapi diwajibkan membayar fidyah, yaitu:

1. Orang yang tua renta.

2. Orang sakit yang tidak ada harapan sembuh.

3. Pekerja berat, sepanjang tahun.

B. Mereka yang diperbolehkan tidak puasa; tetapi diwajibkan qadla’, yaitu :

1. Orang sakit yang ada harapan sembuh

2. Orang yang sedang bepergian jauh

3. Pekerja berat, musiman

C. Mereka yang haram berpuasa, tetapi wajib qadla’ yaitu:

Wanita yang mengalami haidl/nifas

J. Wanita Hamil/Menyusui:

Wanita yang sedang hamil atau menyusi apabila ia mengkhawatirkan akan kesehatan dirinya, kandungan, atau bayinya, ia boleh tidak berpuasa. Dan para Ulama berbeda pendapat mengenai kewajiban yang harus dilakukannya bila ia meninggalkan puasa di bulan Ramadlan, sebagaimana berikut:

A. Membayar fidyah. Pendapat ini didasarkan Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Sa’id bin Jubair.

B. Mengqala’ puasa. Demikian menurut Atha’ bin Abi Rabah, al-Hasan, Dlahhak, Nakha’I, Zuhri, Rabi’ah, Auza’I, Abu Hanifah, Tsauri, Abu Ubaid, dan Abu Taur

C. Mengqadla’ puasa dan membayar fidyah. Demikian pendapat Imam al-Syafi’I dan Imam Ahmad.

D. Mengqadla’ puasa bagi wanita hamil, dan mengqadla serta membayar fidyah bagi wanita yang sedang menyusui. Ini menurut Imam Malik.

Dari keempat pendapat tersebut, pendapat Ibnu Umar dan Ibnu Abbas adalah sangat cocok bagi wanita yang terus-menerus dalam keadaan hamil dan menyusui, sebagaimana keadaan wanita-wanita zaman dulu.

Adapun bagi wanita yang jarang hamil dan menyusui, sebagaimana keadaan wanita-wanita di zaman kita ini, maka seyogyanya ia mengqadla puasanya, sebagaimana pendapat jumhur. Demikianlah hasil tarjih yang dilakukan oleh Syaikh Yusuf al-Qardlawi. [Dihimpun oleh: al-Faqir Abu Asad dari berbagai sumber/www.hidayatullah.com]



Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami

Bekal Ramadhan

"Bekal Ramadhan"
Monday, 01 September 2008 18:58
Ibnu Khuzaimah mengeluarkan dari Salman R.A., ia berkata: “Rasulullah SAW telah berkhutbah kepada kami pada hari terakhir dari bulan Sya’ban, beliau bersabda:



“Wahai manusia sungguh telah dekat kepada kalian: Bulan yang agung lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasa di dalamnya sebagai fardlu dan bangun malam sebagai sunnah.

Barang siapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan melakukan amalan sunnat maka seperti orang yang melakukan amalan fardlu pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan amalan fardlu di dalamnya maka seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan fardlu di dalmnya maka seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan fardlu pada bulan lainnya

Ia merupakan bulan kesabaran, sedangkan pahalnaya sabar adalah surga

Ia adalah bulan kasih sayang

Dan bulan saat rizki orang mu’min ditambahkan

Barang siapa pada bulan tersebut memberi makanan/minuman untuk berbuka kepada orang yang berpuasa maka itumenjadi ampunan bagi dosa-dosanya, pembebasan bagi dirinya dari api neraka, dan baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi makanan/minuman tersebut, dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikitpun.“

Mereka berkata: Wahai Rasulullah! Tidaklah setiap orang dari kami mempunyai makanan buka untuk diberikan kepada orang yang berpuasa. Beliau menjawab: Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi buka puasa meski dengan sebutir kurma, seteguk air, atau sesisip susu.

Ia adalah bulan yang awalnya penuh rahmat, tengahnya penuh ampunan, dan akhirnya penuh kebebasan dari api neraka.

Barangsiapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan itu maka Alllah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

Perbanyaklah pada bulan itu melakukan empat hal; dua di antaranya dapat membuat ridlo Tuhan kalian, dan dua hal lainnya kalian sangat membutuhkannya. Adapun dua hal yang bisa membuat ridlo Tuhan kalian adalah: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan memohon ampunan pada-Nya. Adapun dua hal yang sangat kalian butuhkan adalah: memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari api neraka

Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya minum seteguk dari telagaku, dimana ia tidak akan merasakan haus sampai ia masuk surga.”

Al-Mundziri berkata di dalam kitab al-Targhib (II/218): Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahihnya, lalu ia berkata: “Khabar itu adalah shahih.” Hadits ini juga diriwayatkan oleh Baihaqi melalui jalurnya Ibnu Khuzaimah, dan diriwayatkan pula oleh Abu al-Syaikh Ibnu Hibban dalam kitab al-Tsawab dengan meringkas dari kedua beliau tersebut. Hadits ini juga dikeluarkan oleh Ibnu al-Najjar dengan panjang sebagaimana dalam kitab al-Kanz (IV/323).

A. Makna Puasa:

Makna puasa (yang diperintahkan dan dianjurkan di dalam al-Qur’an) ialah: mencegah, mengekang, dan menghalangi. Dengan kata lain, puasa adalah: tidak menuruti syahwatnya perut dan kemaluan yang (aslinya) halal, dengan niatan ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Syarat Wajibnya Puasa:

1. Islam

2. Baligh

3. Berakal

4. Suci dari haidl dan nifas

5. Mampu

6. Mukim (tidak bepergian)

C. Rukun Puasa:

1. Niat, dilakukan tiap malam. (Imam Hambali membolehkan meniatkan diri sekali dengan diniatkan puasa selama sebulan. Dimulau pada hari pertama)

2. Menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan

D. Yang Membatalkan Puasa:

Yang membatalkan puasa ada 2 macam:

A. Membatalkan dan mewajibkan qadla’

B. Membatalkan, mewajibkan qadla’ dan kaffarah

A. Adapun yang membatalkan dan mewajibkan qadla’ saja ialah:

1. Makan dan minum dengan sengaja. (Imam AdDaruqudni mengatakan, barangsaiapa lupa makan & minum selama puasa tanpa sengaja, maka itu adalah rizki dari Allah)

2. Sesuatu yang hukumnya sama dengan makan/minum, seperti infuse

3. Muntah dengan sengaja

4. Haidl

5. Nifas

6. Gila

7. Murtad

8. Onani

9. Sesuatu yang sampai ke daam perut/kepala, dengan sengaja

B. Adapun yang membatalkan, mewajibkan qadla’ dan kaffarah hanya satu, yaitu : jima’. Kaffarahnya ialah: salah satu dari tiga perkara di bawah ini, secara berurutan:

· Memerdekakan budak

· Puasa 2 bulan berturut-turut

· Memberi makan 60 orang miskin

E. Sunnah Puasa:

a. Segera berbuka, jika matahari betul-betul telah terbenam.

b. Berbuka dengan kurma, jika tidak ada maka dengan air.

c. Berdo’a di sepanjang sian, khususnya di kala berbuka.

d. Sahur, lebih baik diakhirkan.

e. Bermurah hati.

f. Banyak membaca dan Mudarasah al-Qur’an

g. Menghidupkan malam dengan amalan dan shalat Tarawih.

h. Menjaga diri dari syahwat.

i. Meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir.

j. I’tikaf, khususnya 10 hari terakhir

F. Yang dibolehkan Saat Puasa:

1. Berendam dan menyelam dalam air.

2. Berbekam, bila tidak mengakibatkan lemahnya badan.

3. Berkumur dan menghirup air ke dalam lubang hidung, dengan tidak mubalaghah (berlebihan).

4. Jinabat (berhadats besar).

5. Bersentuhan kulit dengan istri, bila tidak mengobarkan nafsu birahi.

6. Sesuatu yang tidak mungkin dihindari, sepperti masuknya debu di jalan.

7. Suntik

G. Yang dimakruhkan Saat Puasa:

1. Mubalaghah dalam berkumur dan menghirup air ke dalam hidung.

2. Bersiwak setelah masuknya waktu Dhuhur.

3. Berbekam, bila melemahkan badan.

H. Yang diharamkan Saat Puasa:

1. Bersentuhan kulit dengan istri, bila mengobarkan nafsu birahi.

2. Wishal, yaitu puasa 2 hari/ lebih berturut-turut dengan tanpa makan dan minum di waktu malam.

3. Membatalkan puasa dengan tanpa udzur.

I. Yang Mendapatkan Rukhshah (Keringanan) Meninggalkan Puasa:

A. Mereka yang diperbolehkan tidak puasa, tetapi diwajibkan membayar fidyah, yaitu:

1. Orang yang tua renta.

2. Orang sakit yang tidak ada harapan sembuh.

3. Pekerja berat, sepanjang tahun.

B. Mereka yang diperbolehkan tidak puasa; tetapi diwajibkan qadla’, yaitu :

1. Orang sakit yang ada harapan sembuh

2. Orang yang sedang bepergian jauh

3. Pekerja berat, musiman

C. Mereka yang haram berpuasa, tetapi wajib qadla’ yaitu:

Wanita yang mengalami haidl/nifas

J. Wanita Hamil/Menyusui:

Wanita yang sedang hamil atau menyusi apabila ia mengkhawatirkan akan kesehatan dirinya, kandungan, atau bayinya, ia boleh tidak berpuasa. Dan para Ulama berbeda pendapat mengenai kewajiban yang harus dilakukannya bila ia meninggalkan puasa di bulan Ramadlan, sebagaimana berikut:

A. Membayar fidyah. Pendapat ini didasarkan Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Sa’id bin Jubair.

B. Mengqala’ puasa. Demikian menurut Atha’ bin Abi Rabah, al-Hasan, Dlahhak, Nakha’I, Zuhri, Rabi’ah, Auza’I, Abu Hanifah, Tsauri, Abu Ubaid, dan Abu Taur

C. Mengqadla’ puasa dan membayar fidyah. Demikian pendapat Imam al-Syafi’I dan Imam Ahmad.

D. Mengqadla’ puasa bagi wanita hamil, dan mengqadla serta membayar fidyah bagi wanita yang sedang menyusui. Ini menurut Imam Malik.

Dari keempat pendapat tersebut, pendapat Ibnu Umar dan Ibnu Abbas adalah sangat cocok bagi wanita yang terus-menerus dalam keadaan hamil dan menyusui, sebagaimana keadaan wanita-wanita zaman dulu.

Adapun bagi wanita yang jarang hamil dan menyusui, sebagaimana keadaan wanita-wanita di zaman kita ini, maka seyogyanya ia mengqadla puasanya, sebagaimana pendapat jumhur. Demikianlah hasil tarjih yang dilakukan oleh Syaikh Yusuf al-Qardlawi. [Dihimpun oleh: al-Faqir Abu Asad dari berbagai sumber/www.hidayatullah.com]



Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami

Ulama yang ditakuti penguasa

Thursday, 01 April 2010 12:40
Syeikh Izzudin dikenal sebagai ulama yang berwibawa di hadapan penguasa dan dicintai oleh rakyatnya. Adakah ulama seperti ini sekarang?

DALAM situasi yang demikian khidmat, Syeikh Izzuddin memanggil Sang Sultan dengan suara tinggi,”Wahai Ayub! Apa jawabanmu kelak ketika Allah mengatakan kepadamu,’Bukankah kau telah Kuberi kekuasaan di Mesir, akan tetapi kau lantas menghalalkan khamr?’”

Sultan menjawab,”apa yang terjadi?”

”Iya, kedai fulan telah menjualnya dan menjual barang-barang haram yang lainnya, sedangkan kau lalai karena kenikmatan kekuasaan.” Jawab Izzuddin, dan pasukan yang mengelilingi sultan pun ikut terdiam tidak berkutik.

”Itu sudah ada sejak zaman ayah kami.” Sultan membalas.

”Engkau termasuk mereka yang berkata, “Sesungguhnya kami mendapati ayah-ayah kami mengikuti suatu ajaran.’” Jawab ulama yang bergelar Syaikh Al Islam ini.

Akhirnya, Sultan Shalih Najmuddin Ayub mengeluarkan perintah untuk menutup kedai tersebut.

Kabar ini tersiar di seluruh penjuru Mesir, hingga murid beliau Syaikh Abu Abdullah Muhammad An Nu’man mendengarnya, hingga ia bertanya, bagaimana gurunya itu berani melakukannya, tanpa ada rasa takut.

”Wahai anakku, aku melihat darinya ada perasaan bahwa dirinya terhormat, maka harus aku merendahkannya, agar kesombongannya tidak mencelakai dirinya sendiri” Dan Izzuddin juga menyampaikan bahwa Allah telah memberikan kepadanya kewibawaan, hingga para penguasa tidak berdaya di hadapannya.

Peristiwa selain itu, yang juga disebutkan dalam Thabaqat As Syafi’iyah (8/211-217), terulang kembali, setelah bangsa Tatar memporak-porandakan Baghdad, mereka hendak memasuki Syam yang berjarak tidak terlalu jauh dari Mesir. Saat itu, pasukan Mesir ketakutan, hingga kerajaan meminta saran dari Izzuddin.

Akhirnya, beliau menyampaikan sarannya,”Kalian harus keluar, saya jamin, kalian memperoleh kemenangan.”

”Uang anggaran kami sedikit, kami perlu berhutang kepada para pedagang.” Kata Sultan.

”Kau kumpulkan perhiasan dari para isterimu, demikian juga para pejabat, menyerahkan emas yang mereka miliki terlebih dahulu, baru jika itu tidak cukup, silahkan meminjam”, Jawab Izzuddin.

Akan tetapi, penguasa masih berlambat-lambat untuk melakukan penyerangan. Mereka menginginkan peperangan dilakukan setelah hari raya. Tapi, bukan Syeikh Izuddin kalau harus diam saja, beliau meminta secara tegas agar penyerangan dilakukan pada bulan Ramadhan. Hingga akhirnya, pasukan keluar Mesir di saat bulan suci berlangsung.

Akhirnya mereka bertemu pasukan Tatar di desa Ain Jalut, peperangan dasyat terjadi. Disanalah Tatar diporak-porandakan, sedangkan pemimpinnya dihukum pancung, dan ekspansi pasukan brutal itu berakhir di desa ini.

Ada lagi, peristiwa yang menunjukkan bahwa Syaikh Izzuddin lebih berkuasa daripada para sultan itu sendiri. Setelah Syaikh Izzuddin mengetehui bahwa beberapa pejabat ternyata masih berstatus budak, beliau mengeluarkan fatwa bahwa mereka harus dimerdekakan terlebih dahulu dengan harta baitul mal, sehingga mereka berhak untuk melakukan tugas. Kontan fatwa ini membuat mereka, apalagi Wakil Sultan, termasuk pihak yang disebutkan Izzuddin. Walhasil, mereka menolak mentah-mentah ajakan murid Hafidz Ibnu Asakir ini.

Mendengar kabar itu, Syeikh Izzuddin berencana keluar dari Mesir menuju Syam beserta keluarganya, dengan mengendarai beberapa ekor keledai. Akan tetapi semua penduduk mencegahnya, anak-anak, para wanita, serta para pedagang keluar, mereka menginginkan agar Syeikh Izzuddin tetap tinggal di Mesir.

Mendengar kabar demikian, Sultan dengan kendaraannya sendiri segera berangkat untuk menyusul Syaikh Izzuddin. ”Kalau dia sampai keluar Mesir, kekuasaanmu bisa segera jatuh!” Kata beberapa pihak kepada Sultan.

Akhirnya, Sultan sendiri memohon agar ulama Syafi’i ini tetap tinggal di Mesir. Selanjutnya, semua pajabat yang dipandang masih sebagai budak, dimerdekakan melalui ulama ini, dengan harta yang tidak sedikit dari baitul mal.

Walhasil, selama penulis kitab Qawaid Al Ahkam fi Mashalih Al Anam ini masih hidup, para penguasa tidak mampu berbuat apa-apa. Sehingga ketika beliau wafat dan jenazahnya diangkat melewati benteng, Sultan Dhahir Bebres mengatakan,”Hari ini aku mendapat kewenangan penuh atas kekuasaan, karena Syaikh ini, jika mengatakan kepada manusia,’Jangan mentaati dia!’ Maka kakuasaan benar-benar akan lepas dariku.” [thoriq/www.hidayatullah.com]


Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

Ulama yang ditakuti penguasa

Thursday, 01 April 2010 12:40
Syeikh Izzudin dikenal sebagai ulama yang berwibawa di hadapan penguasa dan dicintai oleh rakyatnya. Adakah ulama seperti ini sekarang?

DALAM situasi yang demikian khidmat, Syeikh Izzuddin memanggil Sang Sultan dengan suara tinggi,”Wahai Ayub! Apa jawabanmu kelak ketika Allah mengatakan kepadamu,’Bukankah kau telah Kuberi kekuasaan di Mesir, akan tetapi kau lantas menghalalkan khamr?’”

Sultan menjawab,”apa yang terjadi?”

”Iya, kedai fulan telah menjualnya dan menjual barang-barang haram yang lainnya, sedangkan kau lalai karena kenikmatan kekuasaan.” Jawab Izzuddin, dan pasukan yang mengelilingi sultan pun ikut terdiam tidak berkutik.

”Itu sudah ada sejak zaman ayah kami.” Sultan membalas.

”Engkau termasuk mereka yang berkata, “Sesungguhnya kami mendapati ayah-ayah kami mengikuti suatu ajaran.’” Jawab ulama yang bergelar Syaikh Al Islam ini.

Akhirnya, Sultan Shalih Najmuddin Ayub mengeluarkan perintah untuk menutup kedai tersebut.

Kabar ini tersiar di seluruh penjuru Mesir, hingga murid beliau Syaikh Abu Abdullah Muhammad An Nu’man mendengarnya, hingga ia bertanya, bagaimana gurunya itu berani melakukannya, tanpa ada rasa takut.

”Wahai anakku, aku melihat darinya ada perasaan bahwa dirinya terhormat, maka harus aku merendahkannya, agar kesombongannya tidak mencelakai dirinya sendiri” Dan Izzuddin juga menyampaikan bahwa Allah telah memberikan kepadanya kewibawaan, hingga para penguasa tidak berdaya di hadapannya.

Peristiwa selain itu, yang juga disebutkan dalam Thabaqat As Syafi’iyah (8/211-217), terulang kembali, setelah bangsa Tatar memporak-porandakan Baghdad, mereka hendak memasuki Syam yang berjarak tidak terlalu jauh dari Mesir. Saat itu, pasukan Mesir ketakutan, hingga kerajaan meminta saran dari Izzuddin.

Akhirnya, beliau menyampaikan sarannya,”Kalian harus keluar, saya jamin, kalian memperoleh kemenangan.”

”Uang anggaran kami sedikit, kami perlu berhutang kepada para pedagang.” Kata Sultan.

”Kau kumpulkan perhiasan dari para isterimu, demikian juga para pejabat, menyerahkan emas yang mereka miliki terlebih dahulu, baru jika itu tidak cukup, silahkan meminjam”, Jawab Izzuddin.

Akan tetapi, penguasa masih berlambat-lambat untuk melakukan penyerangan. Mereka menginginkan peperangan dilakukan setelah hari raya. Tapi, bukan Syeikh Izuddin kalau harus diam saja, beliau meminta secara tegas agar penyerangan dilakukan pada bulan Ramadhan. Hingga akhirnya, pasukan keluar Mesir di saat bulan suci berlangsung.

Akhirnya mereka bertemu pasukan Tatar di desa Ain Jalut, peperangan dasyat terjadi. Disanalah Tatar diporak-porandakan, sedangkan pemimpinnya dihukum pancung, dan ekspansi pasukan brutal itu berakhir di desa ini.

Ada lagi, peristiwa yang menunjukkan bahwa Syaikh Izzuddin lebih berkuasa daripada para sultan itu sendiri. Setelah Syaikh Izzuddin mengetehui bahwa beberapa pejabat ternyata masih berstatus budak, beliau mengeluarkan fatwa bahwa mereka harus dimerdekakan terlebih dahulu dengan harta baitul mal, sehingga mereka berhak untuk melakukan tugas. Kontan fatwa ini membuat mereka, apalagi Wakil Sultan, termasuk pihak yang disebutkan Izzuddin. Walhasil, mereka menolak mentah-mentah ajakan murid Hafidz Ibnu Asakir ini.

Mendengar kabar itu, Syeikh Izzuddin berencana keluar dari Mesir menuju Syam beserta keluarganya, dengan mengendarai beberapa ekor keledai. Akan tetapi semua penduduk mencegahnya, anak-anak, para wanita, serta para pedagang keluar, mereka menginginkan agar Syeikh Izzuddin tetap tinggal di Mesir.

Mendengar kabar demikian, Sultan dengan kendaraannya sendiri segera berangkat untuk menyusul Syaikh Izzuddin. ”Kalau dia sampai keluar Mesir, kekuasaanmu bisa segera jatuh!” Kata beberapa pihak kepada Sultan.

Akhirnya, Sultan sendiri memohon agar ulama Syafi’i ini tetap tinggal di Mesir. Selanjutnya, semua pajabat yang dipandang masih sebagai budak, dimerdekakan melalui ulama ini, dengan harta yang tidak sedikit dari baitul mal.

Walhasil, selama penulis kitab Qawaid Al Ahkam fi Mashalih Al Anam ini masih hidup, para penguasa tidak mampu berbuat apa-apa. Sehingga ketika beliau wafat dan jenazahnya diangkat melewati benteng, Sultan Dhahir Bebres mengatakan,”Hari ini aku mendapat kewenangan penuh atas kekuasaan, karena Syaikh ini, jika mengatakan kepada manusia,’Jangan mentaati dia!’ Maka kakuasaan benar-benar akan lepas dariku.” [thoriq/www.hidayatullah.com]


Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

Tuesday, June 29, 2010

Hukum menyembeli menggunakan msein

Hukum Menyembelih Hewan dengan Mesin
Monday, 24 May 2010 14:26 HUKUM
Setiap alat yang bisa menumpahkan darah dan memotong urat leher disebut sebagai alat penyembelih, kecuali kuku dan gigi


Hidayatullah.com--Seorang pemilik tempat penyembelihan ayam, yang menggunakan alat penyembelih penggerak mesin, mengajukan pertanyaan kepada Dar Al Ifta` Al Mishriyah mengenai hukum melakukan pemotongan dengan cara demikian, yang tidak melibatkan tangan manusia. Hanya saja orang yang bertugas mengaktifkan mesin ini mengucapkan, “Bismillah, Allahu akbar.” Sekali saja. Bagaimana status penyembelihan semacam ini menurut hukum syar’i?

Dar Al Ifta, lembaga fatwa resmi Mesir menjawab pertanyaan bernomor 1867 ini dengan menjelaskan bahwa jumhur fuqaha berpendapat, setiap alat yang bisa menumpahkan darah dan memotong urat leher disebut sebagai alat penyembelih, kecuali kuku dan gigi. Posisi kedua benda tersebut bukan penyembelih, tapi lebih dekat sebagai pencekik.

Jika penyembelihan sebagaimana disebutkan dalam pertanyaan dilakukan dengan alat yang dijalankan mesin, dan yang mengaktifkan membaca Basmalah dan takbir, maka penyembelihan dengan cara ini dibolehkan menurut syari’at. Demikian fatwa yang dikeluarkan Dar Al Ifta bernomor 2387 ini. [tho/ift/hidayatullah.com]

Hukum menyembeli menggunakan msein

Hukum Menyembelih Hewan dengan Mesin
Monday, 24 May 2010 14:26 HUKUM
Setiap alat yang bisa menumpahkan darah dan memotong urat leher disebut sebagai alat penyembelih, kecuali kuku dan gigi


Hidayatullah.com--Seorang pemilik tempat penyembelihan ayam, yang menggunakan alat penyembelih penggerak mesin, mengajukan pertanyaan kepada Dar Al Ifta` Al Mishriyah mengenai hukum melakukan pemotongan dengan cara demikian, yang tidak melibatkan tangan manusia. Hanya saja orang yang bertugas mengaktifkan mesin ini mengucapkan, “Bismillah, Allahu akbar.” Sekali saja. Bagaimana status penyembelihan semacam ini menurut hukum syar’i?

Dar Al Ifta, lembaga fatwa resmi Mesir menjawab pertanyaan bernomor 1867 ini dengan menjelaskan bahwa jumhur fuqaha berpendapat, setiap alat yang bisa menumpahkan darah dan memotong urat leher disebut sebagai alat penyembelih, kecuali kuku dan gigi. Posisi kedua benda tersebut bukan penyembelih, tapi lebih dekat sebagai pencekik.

Jika penyembelihan sebagaimana disebutkan dalam pertanyaan dilakukan dengan alat yang dijalankan mesin, dan yang mengaktifkan membaca Basmalah dan takbir, maka penyembelihan dengan cara ini dibolehkan menurut syari’at. Demikian fatwa yang dikeluarkan Dar Al Ifta bernomor 2387 ini. [tho/ift/hidayatullah.com]

40 keajaiban Ramadhan

"40 Keajaiban Ramadhan" [2]
Wednesday, 10 September 2008 02:46
Selama Ramadhan, Imam Syafi’i menghatamkan Al-Quran enam puluh kali, dua kali dalam semalam di dalam shalat. Inilah 'rahasia 40 Keajaiban Ramadhan' [bagian kedua]

11. Bau mulut orang berpuasa lebih harum dari misk di hadapan Allah
Rasulullah Saw. bersabda:”…Yang kedua, sesungguhnya bau mulut mereka ketika sore hari lebih harum di hadapan Allah daripada bau misk…” (HR. Baihaqi).

12. Di Bulan Ramadhan para malaikat meminta ampunan untuk umat ini
Rasulullah Saw. bersabda:”…Adapun yang ketiga, sesungguhnya para malaikat meminta ampunan untuk mereka siang dan malam…” (HR. Baihaqi).

13. Di bulan Ramadhan sorga berbenah diri
Rasulullah Saw. bersabda:”…Adapun yang keempat, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan surga-Nya, Ia berfirman: “Bersiap-siaplah, dan hiasilah dirimu untuk para hamba-Ku, sehingga mereka bisa segera beristirahat dari kelelahan (hidup di) dunia menuju negeri-Ku dan kemulyaan-Ku…” (HR. Baihaqi).

14. Di malam akhir Ramadhan Allah mengampuni umat ini
Rasulullah Saw. bersabda: ”…Adapun yang kelima, sesungguhnya jika tiba malam terakhir Ramadhan Allah memberi ampun kepada mereka semua. Lalu bertanyalah seorang lelaki dari sebuah kaum: ”Apakah itu lailatul qadar? Ia bersabda:” Bukan, apakah kau tidak mengetahui perihal orang-orang yang bekerja, jika mereka selesai melakukan pekerjaan maka imbalannya akan dipenuhi. (HR. Baihaqi)

15. Pintu sorga dibuka, pintu neraka ditutup, syaitan dibelenggu
Rasulullah Saw. Bersabda: “Jika Ramadhan tiba dibukalah pintu sorga dan ditutuplah pintu neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu. (HR. Bukhari).


Dalam Syarah Shahih Muslim, Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa makna hadits di atas bisa bermakna haqiqi, yaitu pintu sorga dibuka, pintu neraka ditutup serta syaitan dibelenggu secara haqiqi, sebagai tanda datangnya Ramadhan sekaligus pemulyaan terhadapnya. Tapi bisa juga bermakna majaz yang mengisyaratkan besarnya pahala dan ampunan di bulan itu, sehingga syaitan seperti terbelenggu.

16. Pahala syuhada bagi yang melakukan kewajiban dan menghidupkan Ramadhan
Datanglah seorang laki-laki kepada Nabi Saw. Dan mengatakan: ”Wahai Rasulullah, tahukah anda jika saya telah bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya anda adalah utusan Allah, aku juga telah melakukan shalat lima waktu, juga telah menunaikan zakat, serta aku telah berpuasa Ramadhan dan menghidupkannya, maka termasuk golongan siapakah saya? Rasulullah Saw. Bersabda: “Termasuk dari orang-orang yang sidiq dan syuhada’”. (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

17. Pahala amalan bulan Ramadhan berlipat ganda
Dari Salman ra., bahwasannya Rasulullah Saw. berkhutbah di hari terakhir bulan Sya’ban: ”Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan agung yang penuh berkah. Bulan yang terdapat di dalamnya sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah jadikan puasa di dalamnya sebagai kewajiban, dan qiyamul lail sebagai hal yang disunnahkan, barang siapa mendekatkan diri di dalamnya dengan perbuat kebajikan, maka ia seperti mengerjakan kewajiban selainnya, dan barang siapa mengerjakan kewajiban di dalamnya, maka ia seperti mengerjakan tujuh puluh kewajiban selainnya…” (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya)


18. Seluruh hari dalam Ramadhan memiliki keutamaan

Rasulullah Saw. bersabda: “…Dia adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, serta paripurnanya adalah pembebasan dari neraka…” (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya)


19. Keutamaan memberi minum orang yang berpuasa

Allah akan memberi minum kelak di akhirat Rasulullah Saw. bersabda: “Dan barang siapa memberi minuman orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya dari telaga minuman yang tidak menghauskan hingga ia masuk ke dalam sorga”. (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya).


20. Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan

Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan.” (HR.Tirmidzi). [dikutip dari Majalah Hidayatullah September 2007/bersambung..]



Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

40 keajaiban Ramadhan

"40 Keajaiban Ramadhan" [2]
Wednesday, 10 September 2008 02:46
Selama Ramadhan, Imam Syafi’i menghatamkan Al-Quran enam puluh kali, dua kali dalam semalam di dalam shalat. Inilah 'rahasia 40 Keajaiban Ramadhan' [bagian kedua]

11. Bau mulut orang berpuasa lebih harum dari misk di hadapan Allah
Rasulullah Saw. bersabda:”…Yang kedua, sesungguhnya bau mulut mereka ketika sore hari lebih harum di hadapan Allah daripada bau misk…” (HR. Baihaqi).

12. Di Bulan Ramadhan para malaikat meminta ampunan untuk umat ini
Rasulullah Saw. bersabda:”…Adapun yang ketiga, sesungguhnya para malaikat meminta ampunan untuk mereka siang dan malam…” (HR. Baihaqi).

13. Di bulan Ramadhan sorga berbenah diri
Rasulullah Saw. bersabda:”…Adapun yang keempat, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan surga-Nya, Ia berfirman: “Bersiap-siaplah, dan hiasilah dirimu untuk para hamba-Ku, sehingga mereka bisa segera beristirahat dari kelelahan (hidup di) dunia menuju negeri-Ku dan kemulyaan-Ku…” (HR. Baihaqi).

14. Di malam akhir Ramadhan Allah mengampuni umat ini
Rasulullah Saw. bersabda: ”…Adapun yang kelima, sesungguhnya jika tiba malam terakhir Ramadhan Allah memberi ampun kepada mereka semua. Lalu bertanyalah seorang lelaki dari sebuah kaum: ”Apakah itu lailatul qadar? Ia bersabda:” Bukan, apakah kau tidak mengetahui perihal orang-orang yang bekerja, jika mereka selesai melakukan pekerjaan maka imbalannya akan dipenuhi. (HR. Baihaqi)

15. Pintu sorga dibuka, pintu neraka ditutup, syaitan dibelenggu
Rasulullah Saw. Bersabda: “Jika Ramadhan tiba dibukalah pintu sorga dan ditutuplah pintu neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu. (HR. Bukhari).


Dalam Syarah Shahih Muslim, Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa makna hadits di atas bisa bermakna haqiqi, yaitu pintu sorga dibuka, pintu neraka ditutup serta syaitan dibelenggu secara haqiqi, sebagai tanda datangnya Ramadhan sekaligus pemulyaan terhadapnya. Tapi bisa juga bermakna majaz yang mengisyaratkan besarnya pahala dan ampunan di bulan itu, sehingga syaitan seperti terbelenggu.

16. Pahala syuhada bagi yang melakukan kewajiban dan menghidupkan Ramadhan
Datanglah seorang laki-laki kepada Nabi Saw. Dan mengatakan: ”Wahai Rasulullah, tahukah anda jika saya telah bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya anda adalah utusan Allah, aku juga telah melakukan shalat lima waktu, juga telah menunaikan zakat, serta aku telah berpuasa Ramadhan dan menghidupkannya, maka termasuk golongan siapakah saya? Rasulullah Saw. Bersabda: “Termasuk dari orang-orang yang sidiq dan syuhada’”. (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

17. Pahala amalan bulan Ramadhan berlipat ganda
Dari Salman ra., bahwasannya Rasulullah Saw. berkhutbah di hari terakhir bulan Sya’ban: ”Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan agung yang penuh berkah. Bulan yang terdapat di dalamnya sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah jadikan puasa di dalamnya sebagai kewajiban, dan qiyamul lail sebagai hal yang disunnahkan, barang siapa mendekatkan diri di dalamnya dengan perbuat kebajikan, maka ia seperti mengerjakan kewajiban selainnya, dan barang siapa mengerjakan kewajiban di dalamnya, maka ia seperti mengerjakan tujuh puluh kewajiban selainnya…” (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya)


18. Seluruh hari dalam Ramadhan memiliki keutamaan

Rasulullah Saw. bersabda: “…Dia adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, serta paripurnanya adalah pembebasan dari neraka…” (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya)


19. Keutamaan memberi minum orang yang berpuasa

Allah akan memberi minum kelak di akhirat Rasulullah Saw. bersabda: “Dan barang siapa memberi minuman orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya dari telaga minuman yang tidak menghauskan hingga ia masuk ke dalam sorga”. (HR. Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya).


20. Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan

Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan.” (HR.Tirmidzi). [dikutip dari Majalah Hidayatullah September 2007/bersambung..]



Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

40 keajaiban Ramadhan

Monday, 08 September 2008 06:03
Selama Ramadhan, Imam Syafi’i menghatamkan Al-Quran enam puluh kali, dua kali dalam semalam di dalam shalat. Inilah 'rahasia 40 Keajaiban Ramadhan' [bagian pertama]




Hidayatullah.com—Selama Ramadhan, Allah memerintahkan seluruh penghuni surga berhias. Rasulullah Saw. bersabda:”…Adapun yang keempat, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan surga-Nya, Ia berfirman: “Bersiap-siaplah, dan hiasilah dirimu untuk para hamba-Ku, sehingga mereka bisa segera beristirahat dari kelelahan (hidup di) dunia menuju negeri-Ku dan kemulyaan-Ku…” [HR. Baihaqi]. Itulah sisi menarik keajaiban bulan Ramadhan yang tak banyak orang tahu.


Hidayatullah.com, mengurai 40 Keajaiban bulan Ramadhan. Tulisan ini akan disarikan empat seri.

1. Ramadhan jalan menuju ketaqwaan

Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan atas kaum sebelum kalian, agar kalian bertaqwa”. (Al Baqarah: 183).

Ayat di atas menerangkan bahwa puasa adalah sebab yang bisa mengantarkan pelakunya menuju ketaqwaan, karena puasa mampu meredam syahwat. Ini sesuai dengan salah satu penafsiran yang disebutkan Imam Al Qurthubi, yang berpatokan kepada hadits riwayat Imam Ahmad yang menyebutkan bahwa puasa adalah perisai.

2. Ramadhan bulan mujahadah

Para ulama’ salaf adalah suri tauladan bagi umat, mujahadah mereka dalam mengisi bulan Ramadhan amat perlu dicontoh. Seperti Imam Asyafi’i, dalam bulan Ramadhan beliau menghatamkan Al-Quran dua kali dalam semalam, dan iti dikerjakan di dalam shalat, sehingga dalam bulan Ramadhan beliau menghatamkan Al-Quran enam puluh kali dalam sebulan. Imam Abu Hanifah juga menghatamkan Al-Quran dua kali dalam sehari selama Ramadhan.

3. Puasa Ramadhan menumbuhkan sifat amanah

Wahbah Zuhaili dalam bukunya Al Fiqh Al Islami berpendapat bahwa puasa mengajarkan rasa amanat dan muraqabah di hadapan Allah Ta’ala, baik dengan amalan yang nampak maupun yang tersembunyi. Maka tidak ada yang mengawasi seseorang yang berpuasa agar menghindari hal-hal yang dilarang dalam berpuasa kecuali Allah Ta’ala

4. Puasa Ramadhan melatih kedisiplinan

Puasa juga melatih kedisplinan, Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa seorang yang berpuasa harus makan dan minum dalam waktu yang terbatas. Bahkan dalam berbuka puasapun harus disegerakan.

5. Puasa Ramadhan menumbuhkan rasa solidaritas sesama muslim

Wahbah Zuhali juga menjelaskan bahwa puasa Ramadhan menumbuhkan rasa solidaritas di antara sesama muslim. Pada bulan ini semua umat Islam, dari timur hingga barat diwajibkan untuk menjalankan puasa. Mereka berpuasa dan berbuka dalam waktu yang sama, dikarenaka mereka memiliki Rabb yang satu.

Seorang yang merasa lapar dan dahaga akhirnya juga bisa ikut merasakan kesengsaraan saudara-saudaranya yang kekurangan atau tertimpa bencana. Sehingga tumbuh perasaan kasih sayang terhadap umat Islam yang lain.

6. Puasa Ramadhan melatih kesabaran

Bulan Ramadhan adalah bulan puasa di mana pada siang hari kita diperintahkan meninggalkan makanan yang asalnya halal, terlebih lagi yang haram. Begitu pula di saat ada seseorang mengganggu kita. Rasulullah Saw. bersabda: “Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata 'Sesungguhnya aku sedang puasa." (HR. Bukhari)

7. Puasa Ramadhan menyehatkan

Rasulullah bersabda: ”Berpuasalah, maka kamu akan sehat” (HR. Ibnu Sunni), ada yang menyatakan bahwa hadits ini dhoif, akan tetapi ada pula yang menyatakan bahwa derajat hadits ini sampai dengan tingkat hasan (lihat, Fiqh Al Islami wa Adilatuh, hal 1619).

Tapi makna matan hadist bisa tetap diterima, karena puasa memang menyehatkan. Al Harits bin Kaldah, tabib Arab yang pernah mengabdi kepada Rasulullah Saw. juga pernah menyatakan:”Lambung adalah tempat tinggal penyakit dan sedikit makanan adalah obatnya”.

8. Lailatul Qadar adalah hadiah dari Allah untuk umat ini
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatha’, dia telah mendengar dari seorang ahlul ilmi tsiqah yang telah mengatakan: “Sesungguhnya telah diperlihatkan usia-usia umat sebelumnya kepada Rasulullah Saw., atau apa yang telah Allah kehendaki dari hal itu, dan sepertinya usia umat beliau tidak mampu menyamai amalan yang telah dicapai oleh umat-umat sebelumnya, maka Allah memberi beliau Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan.” (HR. Malik).

9. Ramadhan bulan ampunan
Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan, Rasulullah Saw. bersabda: “Dan siapa yang berpuasa Ramadhan dengan didasari keimanan dan pengharapan ridha Allah, diampunkan untuknya dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

10. Siapa yang dilihat Allah, maka ia terbebas dari adzab-Nya
Dari Jabir bin Abdullah ra. Rasulullah Saw. bersabda: ”Pada bulan Ramadhan umatku dianugerahi lima perkara yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumku. Yang pertama, sesungguhnya jika Allah melihat mereka di awal malam dari bulan Ramadhan, dan barang siapa yang telah dilihat Allah maka Ia tidak akan mengadzabnya selamanya…” (HR. Baihaqi). [dikutip dari Majalah Hidayatullah September 2007/bersambung..]





Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved

40 keajaiban Ramadhan

Monday, 08 September 2008 06:03
Selama Ramadhan, Imam Syafi’i menghatamkan Al-Quran enam puluh kali, dua kali dalam semalam di dalam shalat. Inilah 'rahasia 40 Keajaiban Ramadhan' [bagian pertama]




Hidayatullah.com—Selama Ramadhan, Allah memerintahkan seluruh penghuni surga berhias. Rasulullah Saw. bersabda:”…Adapun yang keempat, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan surga-Nya, Ia berfirman: “Bersiap-siaplah, dan hiasilah dirimu untuk para hamba-Ku, sehingga mereka bisa segera beristirahat dari kelelahan (hidup di) dunia menuju negeri-Ku dan kemulyaan-Ku…” [HR. Baihaqi]. Itulah sisi menarik keajaiban bulan Ramadhan yang tak banyak orang tahu.


Hidayatullah.com, mengurai 40 Keajaiban bulan Ramadhan. Tulisan ini akan disarikan empat seri.

1. Ramadhan jalan menuju ketaqwaan

Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan atas kaum sebelum kalian, agar kalian bertaqwa”. (Al Baqarah: 183).

Ayat di atas menerangkan bahwa puasa adalah sebab yang bisa mengantarkan pelakunya menuju ketaqwaan, karena puasa mampu meredam syahwat. Ini sesuai dengan salah satu penafsiran yang disebutkan Imam Al Qurthubi, yang berpatokan kepada hadits riwayat Imam Ahmad yang menyebutkan bahwa puasa adalah perisai.

2. Ramadhan bulan mujahadah

Para ulama’ salaf adalah suri tauladan bagi umat, mujahadah mereka dalam mengisi bulan Ramadhan amat perlu dicontoh. Seperti Imam Asyafi’i, dalam bulan Ramadhan beliau menghatamkan Al-Quran dua kali dalam semalam, dan iti dikerjakan di dalam shalat, sehingga dalam bulan Ramadhan beliau menghatamkan Al-Quran enam puluh kali dalam sebulan. Imam Abu Hanifah juga menghatamkan Al-Quran dua kali dalam sehari selama Ramadhan.

3. Puasa Ramadhan menumbuhkan sifat amanah

Wahbah Zuhaili dalam bukunya Al Fiqh Al Islami berpendapat bahwa puasa mengajarkan rasa amanat dan muraqabah di hadapan Allah Ta’ala, baik dengan amalan yang nampak maupun yang tersembunyi. Maka tidak ada yang mengawasi seseorang yang berpuasa agar menghindari hal-hal yang dilarang dalam berpuasa kecuali Allah Ta’ala

4. Puasa Ramadhan melatih kedisiplinan

Puasa juga melatih kedisplinan, Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa seorang yang berpuasa harus makan dan minum dalam waktu yang terbatas. Bahkan dalam berbuka puasapun harus disegerakan.

5. Puasa Ramadhan menumbuhkan rasa solidaritas sesama muslim

Wahbah Zuhali juga menjelaskan bahwa puasa Ramadhan menumbuhkan rasa solidaritas di antara sesama muslim. Pada bulan ini semua umat Islam, dari timur hingga barat diwajibkan untuk menjalankan puasa. Mereka berpuasa dan berbuka dalam waktu yang sama, dikarenaka mereka memiliki Rabb yang satu.

Seorang yang merasa lapar dan dahaga akhirnya juga bisa ikut merasakan kesengsaraan saudara-saudaranya yang kekurangan atau tertimpa bencana. Sehingga tumbuh perasaan kasih sayang terhadap umat Islam yang lain.

6. Puasa Ramadhan melatih kesabaran

Bulan Ramadhan adalah bulan puasa di mana pada siang hari kita diperintahkan meninggalkan makanan yang asalnya halal, terlebih lagi yang haram. Begitu pula di saat ada seseorang mengganggu kita. Rasulullah Saw. bersabda: “Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata 'Sesungguhnya aku sedang puasa." (HR. Bukhari)

7. Puasa Ramadhan menyehatkan

Rasulullah bersabda: ”Berpuasalah, maka kamu akan sehat” (HR. Ibnu Sunni), ada yang menyatakan bahwa hadits ini dhoif, akan tetapi ada pula yang menyatakan bahwa derajat hadits ini sampai dengan tingkat hasan (lihat, Fiqh Al Islami wa Adilatuh, hal 1619).

Tapi makna matan hadist bisa tetap diterima, karena puasa memang menyehatkan. Al Harits bin Kaldah, tabib Arab yang pernah mengabdi kepada Rasulullah Saw. juga pernah menyatakan:”Lambung adalah tempat tinggal penyakit dan sedikit makanan adalah obatnya”.

8. Lailatul Qadar adalah hadiah dari Allah untuk umat ini
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatha’, dia telah mendengar dari seorang ahlul ilmi tsiqah yang telah mengatakan: “Sesungguhnya telah diperlihatkan usia-usia umat sebelumnya kepada Rasulullah Saw., atau apa yang telah Allah kehendaki dari hal itu, dan sepertinya usia umat beliau tidak mampu menyamai amalan yang telah dicapai oleh umat-umat sebelumnya, maka Allah memberi beliau Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan.” (HR. Malik).

9. Ramadhan bulan ampunan
Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan, Rasulullah Saw. bersabda: “Dan siapa yang berpuasa Ramadhan dengan didasari keimanan dan pengharapan ridha Allah, diampunkan untuknya dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

10. Siapa yang dilihat Allah, maka ia terbebas dari adzab-Nya
Dari Jabir bin Abdullah ra. Rasulullah Saw. bersabda: ”Pada bulan Ramadhan umatku dianugerahi lima perkara yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumku. Yang pertama, sesungguhnya jika Allah melihat mereka di awal malam dari bulan Ramadhan, dan barang siapa yang telah dilihat Allah maka Ia tidak akan mengadzabnya selamanya…” (HR. Baihaqi). [dikutip dari Majalah Hidayatullah September 2007/bersambung..]





Rabu, 30 Juni 2010




IKLAN BARIS
www.quranseluler.com
Hp Qur'an
Hp Qwerty dengan fitur Al Qur'an, Hadits, Doa Haji, YM, Facebook, Internet
www.serbaadamuslim.com
GROSIR KAOS KAKI, tersedia aneka warna, dibutuhkan reseller seluruh Indonesia. Hub. Rina 08155100517
www.arthadinar.com
Artha dinar, investasi yang aman, mudah dan menguntungkan
www.muslimgaleri.com
Jilbab, Busana Muslim dan Buku Islam Online

IklanDownloadHubungi Kami
© 2010 Hidayatullah.Com, All Rights Reserved